Jari Malam
JARI MALAM
Kau jari malam, geletar yang sunyi
Nada-nadamu iringi kesetiaan sebuah hati
Jiwa kulirih akan cinta yang kau beri
Kian mengambang tertanam, terbuai dalam hati
Aku termenung dan melihat gambar diri
Benarkah cinta sejati terkandung dalam diri
Aku merintih harapkan kasih yang sunyi
Benarkah cinta itu kan kau beri
Wo cinta kasih,dimanakah engkau kini dimana sembunyi
Melayang ku terbuang terdiam ku terbungkam
Hatiku kini enggan tuk bernyanyi
Kau jari malam yang menghiasi hidupku
Kian meraja di mimpi,mimpi alam mimpi kau di hati
Kau jari malam yang melejit mata hati
Bimbangmu slalu di jiwa hampa kala terasa
Aku termenung dan melihat gambar diri
Benarkah cinta sejati terkandung dalam diri
Aku Hatiku lirih akan jawab yang kau beri
Mengambang kian diam tanpa arti
Wo cinta kasih,dimanakah engkau kini dimana sembunyi
Melayang ku terbuang terdiam ku terbungkam
Hatiku kini enggan tuk bernyanyi 2x
Wo...jari malam 3x
Kau jari malam
By Desca
Virgin Coconut Oil ( VCO )
Part 1
Virgin Coconut Oil can only be achieved by using fresh coconut meat or what is called non-copra (see below for a definition of copra).
Chemicals and high heating are not used in further refining. There are currently two main processes of manufacturing Virgin Coconut Oil:1. Quick drying of fresh coconut meat which is then used to press out the oil. Using this method, minimal heat is used to quick dry the coconut meat, and the oil is then pressed out via mechanical means.2. Wet-milling. With this method the oil is extracted from fresh coconut meat without drying first. “Coconut milk” is expressed first by pressing. The oil is then further separated from the water. Methods which can be used to separate the oil from the water include boiling, fermentation, refrigeration, enzymes and mechanical centrifuge.The method used by our suppliers at Mt. Banahaw Health Products Corporation in the
How is Virgin Coconut Oil different from other coconut oils?
Most commercial grade coconut oils are made from copra. Copra is basically the dried kernel (meat) of the coconut. It can be made by smoke drying, sun drying, or kiln drying, or derivatives or a combination of these three. If standard copra is used as a starting material, the unrefined coconut oil extracted from copra is not suitable for consumption and must be purified - that is refined. This is because the way most copra is dried is very unsanitary. Most of the copra is dried under the sun in the open air, where it is exposed to insects and molds. The standard end product made from copra is RBD coconut oil. RBD stands for refined, bleached, and deodorized. Both high heat and chemicals (e.g. solvent extractions) are used in this method.RBD oil is also often hydrogenated or partially hydrogenated. Hydrogenated oils have been shown to increase serum cholesterol levels which contribute to heart disease.One of the main differences between Virgin Coconut oil and refined coconut oils is the scent and taste. All Virgin Coconut Oils retain the fresh scent and taste of coconuts, whereas the copra-based refined coconut oils have no taste at all due to the refining process.
Part 2
Tidak Semua VCO Bisa Diserap Tubuh
Di pasaran kini tersedia banyak minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil). Namun, hanya satu yang mampu larut dalam air, yakni VCO rantai sedang trigliserida (medium chain triglycerides). Manfaatnya pun beragam, di antaranya membuang lemak tubuh.
Bertahun-tahun minyak tropis telah diganti dengan minyak hidrogenasi total maupun sebagian. Hidrogenasi adalah proses kimia komersial yang menambahkan hidrogen ke lemak tidak jenuh untuk mengurangi jumlah ikatan rangkap serta menghilangkan potensi ketengikan. Dengan kata lain, hidrogenasi merupakan proses mengubah lemak tidak jenuh menjadi lemak jenuh. Hidrogenasi melibatkan pemanasan pada suhu tinggi dan saat atom hidrogen dibombardirkan, terciptalah asam lemak trans (trans fatty acid).
Lemak yang sepenuhnya jenuh ini terlalu kental dan padat untuk digunakan sebagai tambahan pada makanan. Karena itu, diterapkan hidrogenasi sebagian, yakni minyak diproses menjadi lemak jenuh dan dihentikan prosesnya ketika mencapai kekentalan tertentu.
Suhu tinggi dan adanya katalis logam menyebabkan ikatan rangkap melemah. Akibatnya, konfigurasi ikatan rangkap berubah menjadi trans. Minyak jenis inilah yang selama ini kerap dikonsumsi dan akibatnya penyakit seperti jantung koroner, diabetes melitus, dan lain-lain diidap banyak orang.
Penelitian di
Murray Price, Ph.D, pakar pengobatan alternatif yang juga penulis buku Coconut Oil for Your Health, menyatakan bahwa minyak sayur, bumbu penyedap dan margarin merupakan minyak hidrogenasi dengan kadar berbeda satu sama lain. Minyak hidrogenasijuga kerap digunakan untuk menggoreng kentang, membuat biskutt, kue, keripik, chips, kue pasta dingin, pizza, mentega kacang, dan permen.
Asam Lemak Jenuh
Lain halnya dengan minyak kelapa murni yang kerap disebut virgin coconut oil (VCO). Salah satu faktor penting yang menentukan minyak kelapa murni ini begitu populer di masyarakat adalah kandungan asam lemak jenuhnya yang mencapai 90 persen dan hanya berisi 10 persen asam lemak tak jenuh.
Kelebihan yang dimiliki lemak jenuh dibanding lemak tidak jenuh (mono unsaturated fatty acid/MUFA dan poly unsaturated fatty acid/PUFA) adalah bahwa lemak jenuh tidak punya atom hidrogen yang hilang atau karbon ikatan ganda. Ini berarti lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas sebagaimana yang terjadi pada lemak tidak jenuh.
VCO berkualitas baik bagi kesehatan karena mengandung asam lemak jenuh berupa asam lemak rantai sedang (Medium Chain Fatty Acid atau MCFA) dengan kandungan asam laurat (C 12) yang tinggi, sesuai standar APCC (Asia Pacific Coconut Community).
Dr. Bruce Fife, seorang dokter Naturopati dan pengarang buku The Healing Miracles of Coconut Oil, menyebabkan bahwa semua jenis lemak dan minyak tersusun dari molekul -lemak yang disebut asam lemak lewat proses penjenuhan. Karena itu, ada asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA), dan asam lemak tidak jenuh rangkap (PUFA).
Term lain yang kerap kita ketahui terkait dengan asam lemak adalah trigliserida (bergabungnya tiga asam lemak). Karena itu, ada pula trighserida rantai pendek (short chain triglycerides-SCT), trigliserida rantai sedang (medium chain triglycerides-MCT), dan rantai panjang trigliserida (long chain triglycerides-LCT).
Yang saat ini sedang gencar diedarkan di pasaran adalah minyak MCT selain MCFA. MCT merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari VCO berkualitas baik melalui proses esterifikasi gliserol yang diturunkan dari minyak nabati berkadar lauran tinggi.
Yang membedakan MCT dengan MCFA adalah kestabilan MCT. Selain sangat stabil, MCT tidak berbau, tidak mengental atau menggumpal meski berada pada suhu 0 derajat Celsius karena ikatan kimianya berbentuk ester.
Berdasar pengalaman Gaya Hidup Sehat mengonsumsi VCO MCT kurang lebih sebulan, rasa minyak ini mirip air dan tidak seperti minyak. Jenis minyak yang pertama kali diisolasi oleh Dr. Vigen K. Babayan, Direktur Laboratorium Research of the Nutrition/Metabolism di Harvard Medical School pada awal tahun 1950-an ini lebih mudah diurai dan diserap tubuh karena molekulnya lebih kecil. Karena itu, memerlukan lebih sedikit energi dan enzim untuk memecahnya dalam pencernaan.
Pemecahan sudah terjadi dari rongga usus, sehingga mengurangi penggunaan enzim lipase dari pankreas dan asam empedu. Itu sebabnya minyak ini sangat baik bagi orang yang bermasalah dengan pencernaan dan metabolik.
Bayi yang sedang sakit dan prematur, terutama yang -organ pencernaannya belum berkembang, dapat menyerap MCT dengan relatif mudah. Penderita mal absorbsi seperti cystic fibrosis dan mengalami kesulitan pencernaan atau penyerapan lemak dan vitamin larut lemak sangat cocok mengonsumsi minyak MCT.
Turunkan Kolesterol
Data di National Library of Medicine atau Perpustakaan Nasional Kedokteran di Amerika Serikat yang telah menggunakan komputerisasi mencatat sekitar 543 ilmuwan yang telah melaporkan perihal minyak MCT dalam jurnal kedokteran, sejak tahun 1966. Di tahun 1968, sebuah buku berjudul Medium Chain Triglycerides bahkan diterbitkan oleh
Beragam penelitian ilmiah menyebutkan berulang kali bahwa minyak MCT tidak meningkatkan kadar kolesterol. Beberapa penelitian lain menyebutkan, minyak ini justru menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan rasio kadar kolesterol HDL/LDL.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa minyak MCT memiliki efek antibakteri. Dalam percobaan di laboratorium pada binatang, disebutkan insiden tumor payudara bisa dikurangi berkat konsumsi minyak MCT.
Minyak MCT juga sudah terdaftar dalam Physicians Desk Reference (PDR) for NonPrescription Drugs dan tersedia di berbagai apotek di Eropa tanpa perlu resep. Menurut PDR, minyak MCT biasa digunakan untuk mengatasi masalah terkait dengan pencernaan dan metabolisme lemak. Tentu saja masih ada manfaat lainnya.